Sabtu, 08 Februari 2014

SOP(STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) PEMASANGAN INFUS

A. PENGERTIAN
Pemasangan infus untuk memberikan obat/cairan melalui parenteral

B. TUJUAN
Melaksanakan fungsi kolaborasi dengan dokter

C. INDIKASI
1.                  Pasien yang mendapatkan obat yang diberikan secara intra vena (I.V)
2.                  Pasien dehidrasi untuk rehidrasi parenteral

D. PERALATAN
1.                  Sarung tangan 1 pasang
2.                  Selang infus sesuai kebutuhan (makro drip atau mikro drip)
3.                  Cairan parenteral sesuai program
4.                  Jarum intra vena (ukuran sesuai)
5.                  Kapas alkohol dalam kom (secukupnya)
6.                  Desinfektan
7.                  Torniquet/manset
8.                  Perlak dan pengalas
9.                  Bengkok 1 buah
10.              Plester / hypafix
11.              Kassa steril
12.              Penunjuk waktu
E. PROSEDUR PELAKSANAAN
1.                  Tahap PraInteraksi
1.                  Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2.                  Mencuci tangan
3.                  Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
2.                  Tahap Orientasi
1.                  Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2.                  Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3.                  Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3.                  Tahap Kerja
1.                  Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2.                  Menutup saluran infus (klem)
3.                  Menusukkan saluran infus dengan benar
4.                  Menggantung botol cairan pada standard infuse
5.                  Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6.                  Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
7.                  Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8.                  Memasang perlak dan alasnya
9.                  Membebaskan daerah yang akan di insersi
10.              Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11.              Memakai hand schoen
12.              Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam keluar)
13.              Mempertahankan vena pada posisi stabil
14.              Memegang IV cateter dengan sudut 300
15.              Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
16.              Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik Mandrin + 0,5 cm
17.              Memasukkan IV cateter secara perlahan
18.              Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selang infuse
19.              Melepaskan toniquet
20.              Mengalirkan cairan infuse
21.              Melakukan fiksasi IV cateter
22.              Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan kassa
23.              Mengatur tetesan sesuai program
4.                  Tahap Terminasi
1.                  Melakukan evaluasi tindakan
2.                  Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3.                  Berpamitan dengan klien
4.                  Membereskan alat-alat
5.                  Mencuci tangan
6.                  Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) MEMBERIKAN MAKAN MELALUI NGT (NASOGASTRIC TUBE)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MEMBERIKAN MAKAN MELALUI NGT (NASOGASTRIC TUBE)

1.   Pengertian:
Memberikan makan cair melalui selang lambung (enteral) adalah proses memberikan melalui saluran cerna dengan menggunakan selang NGT ke arah lambung.

2.   Tujuan:
*        Memenuhi kebutuhan nutrisi pasien  
*        Mempertahankan fungsi usus
*        Mempertahankan integritas mucosa saluran cerna
*        Memberikan obat-obatan dan makanan langsung ke dalam saluran pencernaan
*       Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna

3.   Dilakukan pada :
*       Klien yang tidak dapat makan/menelan atau klien tidak sadar
*       Klien yang terus-menerus tidak mau makan sehingga membahayakan jiwanya, misalnya klien dengan gangguan jiwa.
*       Klien yang muntah terus-menerus
*       Klien yang tidak dapat mempertahankan nutrisi oral adekuat
*       Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Premature, dismature

4.   Indikasi:
*    Perdarahan GI (Gastrointestinal)
*    Trauma multiple, pada dada dan abdomen
*    Pemberian Obat-obatan, cairan makanan
*    Pencegahan aspirasi penderita dengan intubasi jangka panjang. Operasi abdomen
*    Obstruksi saluran cerna

5.   Kontraindikasi:
*    Fraktur tulang-tulang wajah dan dasar tengkorak
*    Penderita operasi esofagus dan lambung (sebaiknya NGT dipasang saat operasi)

6.   Kemungkinan Komplikasi:
*    Komplikasi mekanis, seperti sonde tersumbat atau dislokasi sonde
*    Komplikasi pulmonal, seperti bradikardia
*    Komplikasi yang disebabkan karena posisi sonde yang menyerupai jerat atau simpul
*    Komplikasi yang disebabkan oleh zat nutrisi




7.   Persiapan
a. Persiapan Alat :
*       Hanscoen
*       Spuit dengan ukuran 20-50 cc
*       Bengkok
*       Stetoskop
*       Strip indikator pH (kertas lakmus) jika diperlukan  
*       Formula makanan selang yang diresepkan
*       Makanan cair sesuai dengan kebutuhan dalam tempatnya, dengan ketentuan suhu makanan harus hangat sesuai suhu tubuh.
*       Air matang (Hangat)
*       Bila ada obat yang harus diberikan, dihaluskan terlebih dahulu dan dicampurkan dalam makanan/ air, diberikan terakhir.
  1. Persiapan Klien :
*       Informasikan kepada anak dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
*       Jaga privacy klien
c.   Persiapan Perawat :
*       Sebelum dan sesudah melaksanakan tindakan cuci tangan
*       Persiapkan peralatan yang akan digunakan.

5.   Prosedur
1.         Menerangkan prosedur pada klien
2.         Mencuci Tangan dan Memasang sarung tangan (Hanscoen)
3.         Klien tetap dalam posisi semi fowler tinggi atau dengan kepala tempat tidur ditinggikan 30° atau lebih selama 30 menit setelah memberikan makan melalui selang
4.         Cek ketepatan selang di lambung, dengan cara:
a.     Buka klem NGT atau spuit NGT dan masukkan selang ke dalam gelas berisi air. Posisi tepay jika tidak ada gelembung udara
b.     Buka klem dan lakukan pengisapan/ aspirasi cairan lambung dengan menggunakan spuit NG. Cek cairan lambung dengan menggunakan strip indikator pH. Posisi tepat jika pH < 6.
c.     Buka klem dan cek dengan menggunakan stetoskop. Masukkan 30 cc udara dalam spuit NGT dan masukkan ke dalam lambung dengan gerakan cepat. Posisi tepat jika terdengar suara udara yang dimasukkan (seperti gelembung udara yang pecah)
5.         Setelah yakin  bahwa selang masuk ke lambung, Klem selang NGT selama pengisian makanan cair ke dalam spuit.
6.         Melalui corong masukkan air matang atau air teh sekurang-kurangnya 15 cc. Pada tahap permulaan, corong dimiringkan dan tuangkan makanan melalui pinggirnya. Setelah penuh, corong ditegakkan kembali.
7.         Klem dibuka perlahan-lahan
8.         Alirkan makanan cair dengan perlahan. Atur kecepatan dengan cara meninggikan spuit. Jika klien merasa tidak nyaman dengan lambungnya, klem selang NGT beberapa menit.
9.         Jika makanan cair akan habis, isi kembali (jangan biarkan udara masuk ke lambung)
10.       Bila klien harus minum obat, obat harus dilarutkan dan diberikan sebelum makanan habis.
11.        Setelah makanan habis, selang dibilas dengan air masak. Kemudian pangkal selang segera di klem.
12.       Rapikan Klien, peralatan dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.
13.       Mendokumentasikan prosedur: Catat jumlah dan jenis makanan, pastikan letak selang, patensi selang, respon klien terhadap makanan dan adanya efek merugikan
14.       Cuci tangan

Kewaspadaan Perawat
            Beberapa makanan per selang dipesankan dalam periode 24 jam, sedangkan yang lain dipesankan pada periode intermitten. Dokter menentukan status klien dan kebutuhan nutrisi bila menulis pesanan nutrisi. Formula NG harus digantung hanya selama 8 sampai 12 jam pada suhu ruangan.
EVALUASI KEPERAWATAN
1.     Status nutrisi adekuat
2.     Berat badan dalam rentang normal
3.     Aktifitas klien dapat ditoleransi tubuh

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Saat melakukan Prosedur Tindakan
  1. Identifikasi bising usus yang tidak normal ataupun tidak ada
  2. Tinggikan kepala pada saat pemberian makanan untuk menghindari aspirasi dan muntah
  3. Tinggikan kepala 1 jam setelah pemberian makanan
  4. Bila terjadi muntah yang berat, diare berat dan diduga aspirasi, nutrisi enteral haris langsung dihentikan dan dikonsultasikan ke dokter
  5. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering (tiap pemberian tidak boleh > 600cc) dan usahakan mulut lebih kering.

Catatan:
Posisi Fowler: Pasien duduk setengah tegak (45 – 60 derajat), lutut boleh ditekuk atau lurus.